* artikel ini pertama kali tersiar di http://republikkata.blogspot.com pada Ahad, 29 Julai 2007, juga tersiar di http://www.tranungkite.net/ pada 31 Julai 2007
SHAH ALAM - Seorang pensyarah undang-undang di sini hari ini mengeluarkan pendapat bahawa Raja Petra Kamaruddin mungkin tersilap dalam menyatakan pendapat tentang masalah jurisdiksi internet.
Menurut Raja Petra Kamaruddin (RPK) dalam artikelnya di Malaysia Today, yang berjudul "A comedy of errors, ""Let me put it another way," I told the police. "Sodomy is a crime in Malaysia and you can get sent to jail for nine years for the crime of sodomy even if you are a Deputy Prime Minister. In England, men can marry men and you will even receive a congratulatory message from the British Prime Minister. So, sodomy is not a crime in the UK and you do not go to jail.""
Raja Petra Kamaruddin juga berpendapat bahawa Akta Hasutan Malaysia tidak boleh dikenakan ke atas dirinya. Ini kerana baginya, blognya itu adalah "rakyat negara luar", maka undang-undang Malaysia tidak tertakluk pada blognya.
Dalam pendapat ringkasnya Adlan Razak ketika dihubungi wakil RK berkata, "[s]aya rasa RPK silap buat kenyataan agaknya, sebab kita masih boleh memastikan jurisdiksinya dalam hal ini. Cumanya kita nak [cuba cari] bukti sama ada yang dia boleh atau tidak mengawal komen-komen yang muncul di blognya."
Dalam perkembangan berkaitan, Rosli Ismail seorang penulis dari web berita AgendaDaily.com menulis di dalam artikelnya yang disiarkan di blog Malaysia Today, berjudul "Raja Petra cetuskan persoalan besar" bertarikh 27/07/o7, berkata, "[s]eorang wartawan sebuah akhbar berbahasa Cina kedengaran bertanya rakannya, "Katakan seorang pelancong asing datang ke Malaysia dan melakukan jenayah membunuh orang di sini apakah dia tidak tertakluk di bawah undang-undang Malaysia atas alasan dia bukan pemegang paspot Malaysia." Rakannya yang kelihatan mengaru kepala menjawab, "Kita selalu dengar orang asing dihadapkan ke mahkamah di sini kerana buat salah."
Mohd Sayuti Omar (MSO) di dalam artikelnya berjudul "Jangan tutup pintu 'Ijtihad' IT negara!" pula mengatakan bahawa "...perkara yang sedang diujikaji dan tindakan ke atas Raja Petra itu sebagai cubaan terhadap kekebalan undang-undang negara ini dan sejauh mana universal bidang kuasanya. Adalah dipercayai undang-undang yang diujikaji ke atas fenomena ini ialah seperti Akta Mesin Cetak, Akta Hasutan 1948, Akta Rahsia Rasmi (OSA) dan juga Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA). Sama-sama kita tunggu apakah Raja Petra akan disabitkan dengan mana-mana akta berkenaan." -- Zulfikar Samsuri
31 July 2007
28 July 2007
Jurisdiksi II
3 Para di bawah adalah dipetik dari artikel berjudul "A comedy of errors" dari dalam segmen "THE CORRIDORS OF POWER" oleh Raja Petra Kamarudin di web/blog Malaysia Today.
Ketika ini, masih terngiang-ngiang suara salah seorang penceramah seminar "cyber-terrorism" di Hotel Nikko, Kuala Lumpur sekitar lebih kurang 5 tahun sudah. Sekali lagi masalah jurisdiksi (jurisdiksilah bukan juriprudence!) di sebut. Dan aku tertanya-tanya, adakah para bloggers terjamin kebebasannya.
"Okay, now I will make that statement. Malaysia Today’s domain name is registered in the UK," I told the police. When you click on the domain name malaysia-today.net you are sent to the server of the registered IP address in that domain name. Our server is in Singapore. But what you see is only the front page. Then you choose which item on the front page you want to read and you are sent to the blog. The blog sits in the US. When you post a comment it goes straight to the blog. For all intents and purposes, Malaysia Today is a foreign website and not a Malaysian website. We therefore do not come under Malaysian laws."
"Let me put it another way," I told the police. "Sodomy is a crime in Malaysia and you can get sent to jail for nine years for the crime of sodomy even if you are a Deputy Prime Minister. In England, men can marry men and you will even receive a congratulatory message from the British Prime Minister. So, sodomy is not a crime in the UK and you do not go to jail."
"In short," I summed up. "Your Sedition Act is valid only in Malaysia and not outside Malaysia. So you cannot impose Malaysia's Sedition Act on Malaysia Today which resides outside Malaysia. I can actually tell you to go to hell and that I will not waste eight hours answering all your questions. But I do not want you to think I am sombong so I was prepared to spend eight hours with you answering all your questions as I know you have a job to do and it is not your fault."
Ketika ini, masih terngiang-ngiang suara salah seorang penceramah seminar "cyber-terrorism" di Hotel Nikko, Kuala Lumpur sekitar lebih kurang 5 tahun sudah. Sekali lagi masalah jurisdiksi (jurisdiksilah bukan juriprudence!) di sebut. Dan aku tertanya-tanya, adakah para bloggers terjamin kebebasannya.
"Okay, now I will make that statement. Malaysia Today’s domain name is registered in the UK," I told the police. When you click on the domain name malaysia-today.net you are sent to the server of the registered IP address in that domain name. Our server is in Singapore. But what you see is only the front page. Then you choose which item on the front page you want to read and you are sent to the blog. The blog sits in the US. When you post a comment it goes straight to the blog. For all intents and purposes, Malaysia Today is a foreign website and not a Malaysian website. We therefore do not come under Malaysian laws."
"Let me put it another way," I told the police. "Sodomy is a crime in Malaysia and you can get sent to jail for nine years for the crime of sodomy even if you are a Deputy Prime Minister. In England, men can marry men and you will even receive a congratulatory message from the British Prime Minister. So, sodomy is not a crime in the UK and you do not go to jail."
"In short," I summed up. "Your Sedition Act is valid only in Malaysia and not outside Malaysia. So you cannot impose Malaysia's Sedition Act on Malaysia Today which resides outside Malaysia. I can actually tell you to go to hell and that I will not waste eight hours answering all your questions. But I do not want you to think I am sombong so I was prepared to spend eight hours with you answering all your questions as I know you have a job to do and it is not your fault."
25 July 2007
Lojik Akal
Aku pusing bila ada orang kata, "kita tak boleh tangani isu ini dengan lojik akal".
Tetapi jauh di sudut hati aku tertanya2 jugak, "kenapa Muhammad berdakwah dengan tiada diberikan kepadanya mukjizat. Melainkan ayat2 suci al-Quran".
Umat Muhammad sudah tidak boleh terima [ya, wajib bagi kita untuk mempercayai mukjizat nabi2 terdahulu yang tertulis dalam al-Quran] air lautan yang terbelah atau tongkat bertukar jadi ular atau semua air menjadi darah atau membuati kapal apabila dunia tenggelam dek banjir besar atau dinaikkan ke langit dan diganti dengan 'judas'.
Dan lagi aku terfikir jugak 'qiyas' itu, apa?
Maksud Qiyas [seperti yang aku galicari, di Wikipedia Free Encyclopedia], "[a]ccording to this method, the ruling of the Quran and sunnah may be extended to a new problem provided that the precedent (asl) and the new problem (far) share the same operative or effective cause (illah). The illah is the specific set of circumstances that trigger a certain law into action. Both Sunni Islam and Shi'a Islam share Qur'anic interpretation, the Sunnah, and Ijma' (consensus) as sources of Islamic law, although the two sects differ significantly with regards to the manner in which they use these sources. The sects also differ on the fourth source. Sunni Islam uses qiyas as the fourth source, whereas Shi'a Islam uses 'aql (intellect). Other methods of deducing the law, such as mafhm al-nass (the clear implication of the text), tamthil (similarity or likeness), istihsan (juristic preference), or istislah (consideration of public interest), either explicitly rely on qiyas or use methods of analysis that are similar in their approach to qiyas."
Ijtihad?
Lojik akal yang bersandarkan kepada al-Quran dan as-Sunnah.
Tetapi jauh di sudut hati aku tertanya2 jugak, "kenapa Muhammad berdakwah dengan tiada diberikan kepadanya mukjizat. Melainkan ayat2 suci al-Quran".
Umat Muhammad sudah tidak boleh terima [ya, wajib bagi kita untuk mempercayai mukjizat nabi2 terdahulu yang tertulis dalam al-Quran] air lautan yang terbelah atau tongkat bertukar jadi ular atau semua air menjadi darah atau membuati kapal apabila dunia tenggelam dek banjir besar atau dinaikkan ke langit dan diganti dengan 'judas'.
Dan lagi aku terfikir jugak 'qiyas' itu, apa?
Maksud Qiyas [seperti yang aku galicari, di Wikipedia Free Encyclopedia], "[a]ccording to this method, the ruling of the Quran and sunnah may be extended to a new problem provided that the precedent (asl) and the new problem (far) share the same operative or effective cause (illah). The illah is the specific set of circumstances that trigger a certain law into action. Both Sunni Islam and Shi'a Islam share Qur'anic interpretation, the Sunnah, and Ijma' (consensus) as sources of Islamic law, although the two sects differ significantly with regards to the manner in which they use these sources. The sects also differ on the fourth source. Sunni Islam uses qiyas as the fourth source, whereas Shi'a Islam uses 'aql (intellect). Other methods of deducing the law, such as mafhm al-nass (the clear implication of the text), tamthil (similarity or likeness), istihsan (juristic preference), or istislah (consideration of public interest), either explicitly rely on qiyas or use methods of analysis that are similar in their approach to qiyas."
Ijtihad?
Lojik akal yang bersandarkan kepada al-Quran dan as-Sunnah.
Bolasepak
Siapa nak letak jawatan, silakan. Siapa nak kena pecat, silakan. Atau siapa yang tak nak kontraknya disambung, silakan. Tak kira, anak raja, pemimpin parti politik atau rakyat biasa. Semuanya dipersilakan. Khidmat kau terhenti setakat ini sahaja.
Sehingga semalam masih hangat lagi, isu yang diperkatakan rakyat negara ini. Isu bolasepak negara. Atau lebih tepat sekali, isu maruah bolasepak negara.
Rakyat negara ini mempekatakan tentang isu ini, berikutan kekalahan [kalah hi5 2x] di kejohanan Piala Asia, yang mana Malaysia menjadi tuan rumah bersama. Situasi itu sangat mengaibkan.
Kekalahan skuad bolasepak kebangsaan dikatakan bagai menconteng arang ke muka seluruh rakyat Malaysia. Bukan itu sahaja. Arang yang dicalit ke muka, amat busuk lagi membusukkan dan kotor lagi mengotorkan.
Paham maksud aku?
Kesalahan atau kelemahan yang dibuat sering, diperkatakan. Yang terdengar suara kutukan, cemuhan dan kejian. Jarang sekali kedengaran suara kritikan membina. Atau paling kurang suara kejian membina.
Tak paham lagi?
Betul kata Ibrahim Saad, ramai rakyat Malaysia yang ingin jadi hero. Hero dengan menghentam orang, tanpa perlu membina.
Malaysia diletakkan di dalam grup 'maut'. Dengan pasukan lain seperti China, Uzbeskistan dan Iran menjadi anggota lain grup tersebut.
China dah beberapa kali masuk World Cup. Begitu juga dengan Iran. Terdapat seorang atau dua dari skuad China beraksi untuk kelab Liga Perdana Inggeris [EPL]. Iran pun sama, ada seorang dua bermain di kelab di Eropah. Uzbekistan pula, sebuah negara baru dari pecahan Soviet, sememangnya umum tahu, merupakan salah satu dari kuasa besar bolasepak sebelah sini Asia.
Bagi aku, kalah 5-0 atau 5-1 sememangnya pantas buat Malaysia. Tetapi, jika boleh buat upset adalah sesuatu bonus untuk negara.
Janganlah nak diperbesarkan perkara yang kecil. Kalau kau malu [tambah lagi kalah ketika mejadi tuan rumah], baik kau persalahkan siapa yang melobi untuk menjadi tuan rumah atau siapa yang meletakkan Malaysia sebagai tuan rumah.
Kalau Persatuan Bolasepak Malaysia [FAM] yang melobi, persalahkan mereka. Jika Gabungan Bolasepak Asia [AFC] yang meletakkan Malaysia sebagai tuan rumah bersama dengan tiga buah negara lain, persalahkan AFC.
Jangan cuba 'point your fingers' pada budak-budak bola Malaysia. Sudah, cukuplah, moral mereka dah jatuh. "Mental down," kata Hardi Jaafar [salah seorang pemain pasukan bolasepak negara] ketika menjadi panel rancangan Fokus Bola, tarikh 21/707, di RTM1.
Letak saja sesapa, pasti moral down. Macam mana moral tak down, habis dihentam semua. Masuk pasukan negara, ada 'azab' baru muncul. Kena hentam, sampai lumat. Tak bermaya.
'How come' bolasepak negara nak maju.
Tukarlah administrasi. Tukarlah jurulatih, physiotherapist dan pengurus. Atau tukar saja semua pemain. Tak guna.
'Moral' pemain juga harus dijaga.
Siapa mahu jaga.
Rakyat Malaysia yang minat sukan bolasepak dan mahu saksikan sukan bolasepak kita 'standing on the eye of the world'.
Sehingga semalam masih hangat lagi, isu yang diperkatakan rakyat negara ini. Isu bolasepak negara. Atau lebih tepat sekali, isu maruah bolasepak negara.
Rakyat negara ini mempekatakan tentang isu ini, berikutan kekalahan [kalah hi5 2x] di kejohanan Piala Asia, yang mana Malaysia menjadi tuan rumah bersama. Situasi itu sangat mengaibkan.
Kekalahan skuad bolasepak kebangsaan dikatakan bagai menconteng arang ke muka seluruh rakyat Malaysia. Bukan itu sahaja. Arang yang dicalit ke muka, amat busuk lagi membusukkan dan kotor lagi mengotorkan.
Paham maksud aku?
Kesalahan atau kelemahan yang dibuat sering, diperkatakan. Yang terdengar suara kutukan, cemuhan dan kejian. Jarang sekali kedengaran suara kritikan membina. Atau paling kurang suara kejian membina.
Tak paham lagi?
Betul kata Ibrahim Saad, ramai rakyat Malaysia yang ingin jadi hero. Hero dengan menghentam orang, tanpa perlu membina.
Malaysia diletakkan di dalam grup 'maut'. Dengan pasukan lain seperti China, Uzbeskistan dan Iran menjadi anggota lain grup tersebut.
China dah beberapa kali masuk World Cup. Begitu juga dengan Iran. Terdapat seorang atau dua dari skuad China beraksi untuk kelab Liga Perdana Inggeris [EPL]. Iran pun sama, ada seorang dua bermain di kelab di Eropah. Uzbekistan pula, sebuah negara baru dari pecahan Soviet, sememangnya umum tahu, merupakan salah satu dari kuasa besar bolasepak sebelah sini Asia.
Bagi aku, kalah 5-0 atau 5-1 sememangnya pantas buat Malaysia. Tetapi, jika boleh buat upset adalah sesuatu bonus untuk negara.
Janganlah nak diperbesarkan perkara yang kecil. Kalau kau malu [tambah lagi kalah ketika mejadi tuan rumah], baik kau persalahkan siapa yang melobi untuk menjadi tuan rumah atau siapa yang meletakkan Malaysia sebagai tuan rumah.
Kalau Persatuan Bolasepak Malaysia [FAM] yang melobi, persalahkan mereka. Jika Gabungan Bolasepak Asia [AFC] yang meletakkan Malaysia sebagai tuan rumah bersama dengan tiga buah negara lain, persalahkan AFC.
Jangan cuba 'point your fingers' pada budak-budak bola Malaysia. Sudah, cukuplah, moral mereka dah jatuh. "Mental down," kata Hardi Jaafar [salah seorang pemain pasukan bolasepak negara] ketika menjadi panel rancangan Fokus Bola, tarikh 21/707, di RTM1.
Letak saja sesapa, pasti moral down. Macam mana moral tak down, habis dihentam semua. Masuk pasukan negara, ada 'azab' baru muncul. Kena hentam, sampai lumat. Tak bermaya.
'How come' bolasepak negara nak maju.
Tukarlah administrasi. Tukarlah jurulatih, physiotherapist dan pengurus. Atau tukar saja semua pemain. Tak guna.
'Moral' pemain juga harus dijaga.
Siapa mahu jaga.
Rakyat Malaysia yang minat sukan bolasepak dan mahu saksikan sukan bolasepak kita 'standing on the eye of the world'.
21 July 2007
Malaysia negara Islam! No lah...
"Malaysia negara Islam," kata Datuk Seri Najib Razak (DSNR).
"No lah, Malaysia negara sekular," kata MCA.
Kalau mengikut Prof Shad Saleem Faruqi (mengikut kata anak kuliahnya - Mat Jan) di dalam dunia ini hanya ada empat buah negara yang sekular.
Empat buah negara ini, jelas di dalam perlembagaannya tertulis bahawa mereka adalah negara sekular.
Empat buah negara itu ialah negara Turki, India, Amerika Syarikat dan Israel. Tiada nama negara Malaysia. Justeru, tidak betullah kata-kata dari MCA itu.
Tetapi, tunggu sat. Adakah DSNR betul, Malaysia ini sebuah negara Islam.
Kalau mengikut kepada definisi yang dibawa oleh Maulana Sayyid Abul A'la Mawdudi, beliau mentakrifkan negara Islam ialah negara yang kuasa mutlaknya terletak pada Allah SWT.
Dar al-Islam (negara Islam) mementingkan Allah sebagai penentu syariat yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Menurut laman web Minda Madani oleh ABIM, "para fuqaha membuat kesimpulan bahawa penafsiran negara Islam dan bukan Islam itu terdapat dua pandangan iaitu: Pandangan pertama negara Islam diasaskan kepada perjalanan dan pelaksanaan shariat Islam. Kalau tidak ia bukannya negara Islam.
"Pandangan yang kedua berdasarkan majoriti penduduk Muslim dan keamanan negara Islam. Berdasarkan pandangan yang kedua ini yang mengatakan bahawa negara Islam berasaskan unsur majoriti penduduk Muslim dan keamanan maka ia merupakan sebuah negara Islam sckalipun shariat Islam tidak dilaksanakan sepenuhnya.Ini merupakan pandangan sebahagian para fuqaha kini termasuk Abu Zahrah."
Pada detik ini aku bersetuju dengan pendapat Dr. Chandra Muzaffar dalam Malaysiakini. Di dalam artikel bertajuk Malaysia: A secular or Islamic state? beliau mengatakan bahawa, "[jika] ditakrifkan menurut undang-undang serta politik, negara ini merupakan negara sekular, namun dalam masa yang sama ia tidak mengabaikan hakikat bahawa negara ini telahmenjalankan fungsinya pada bahagian yang 'tidak sekular', terutamanya dalam tempoh masa tiga tahun kebelakangan ini."
"No lah, Malaysia negara sekular," kata MCA.
Kalau mengikut Prof Shad Saleem Faruqi (mengikut kata anak kuliahnya - Mat Jan) di dalam dunia ini hanya ada empat buah negara yang sekular.
Empat buah negara ini, jelas di dalam perlembagaannya tertulis bahawa mereka adalah negara sekular.
Empat buah negara itu ialah negara Turki, India, Amerika Syarikat dan Israel. Tiada nama negara Malaysia. Justeru, tidak betullah kata-kata dari MCA itu.
Tetapi, tunggu sat. Adakah DSNR betul, Malaysia ini sebuah negara Islam.
Kalau mengikut kepada definisi yang dibawa oleh Maulana Sayyid Abul A'la Mawdudi, beliau mentakrifkan negara Islam ialah negara yang kuasa mutlaknya terletak pada Allah SWT.
Dar al-Islam (negara Islam) mementingkan Allah sebagai penentu syariat yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Menurut laman web Minda Madani oleh ABIM, "para fuqaha membuat kesimpulan bahawa penafsiran negara Islam dan bukan Islam itu terdapat dua pandangan iaitu: Pandangan pertama negara Islam diasaskan kepada perjalanan dan pelaksanaan shariat Islam. Kalau tidak ia bukannya negara Islam.
"Pandangan yang kedua berdasarkan majoriti penduduk Muslim dan keamanan negara Islam. Berdasarkan pandangan yang kedua ini yang mengatakan bahawa negara Islam berasaskan unsur majoriti penduduk Muslim dan keamanan maka ia merupakan sebuah negara Islam sckalipun shariat Islam tidak dilaksanakan sepenuhnya.Ini merupakan pandangan sebahagian para fuqaha kini termasuk Abu Zahrah."
Pada detik ini aku bersetuju dengan pendapat Dr. Chandra Muzaffar dalam Malaysiakini. Di dalam artikel bertajuk Malaysia: A secular or Islamic state? beliau mengatakan bahawa, "[jika] ditakrifkan menurut undang-undang serta politik, negara ini merupakan negara sekular, namun dalam masa yang sama ia tidak mengabaikan hakikat bahawa negara ini telahmenjalankan fungsinya pada bahagian yang 'tidak sekular', terutamanya dalam tempoh masa tiga tahun kebelakangan ini."
18 July 2007
Friday the 13th
Kalau ikut di segi tanggal, 13 merupakan sebuah tanggal yang paling digeruni oleh mereka yang di sebelah barat dunia.
Tambah-tambah lagi kalau tanggal ke-13 itu jatuh pada hari Jumaat.
Orang-orang di sebelah sana sehinggakan dinasihat supaya duduk di rumah sahaja, kerana pada hari itu dikatakan jumlah kemalangan meningkat dan jumlah kemasukan ke hospital meningkat.
Namun kesahihannya dan bukti menurut data lengkap tidaklah diketahui.
Pada masa kini, pada zaman sains dan tenologi ini, kepercayaan karut marut ini, semakin ditinggalkan oleh masyarakat dunia.
Jika ada peristiwa buruk yang berlaku, kita tidakmenyalahkan pada tanggal, melainkan ia hanya kebetulan sahaja.
Di Malaysia, kepercayaan ini tidak begitu popular.
Tetapi pada hari Jumaat sudah, 13 Julai 2007, seorang warganegara Malaysia bagai ditimpa dengan sumpah 'Friday the 13th'.
Juga pada hari itu, masyarakat siber dan para bloggers, turut mengalami nasib yang sama.
Tetapi aku percaya warganegara Malaysia itu, masyarakat siber dan para bloggers di negara ini akan menganggap apa yang telah berlaku cuma kebetulan sahaja, tiada kaitan dengan sumpah tarikh keramat itu.
Dikatakan, penahanan beliau hanyalah disebabkan dari arahan Johari Baharum yang mengarahkan polis untuk menyiasat blog-blog dan web-web yang mendedahkan tentang kes rasuah yang melibatkannya.
Dikatakan juga, selain sebab di atas beliau juga turut ditahan untuk tujuan menakut-nakutkan penulis blog yang lain.
Aku percaya jika kerajaan melakukan intimidasi untuk memomokkan penulis-penulis blog yang lain, usaha itu akan jadi sia-sia.
Kerana aku percaya lagi bahawa, saban masa akan lahir penulis-penulis blog yang baru.
Jika ada seorang Nat dipenjarakan, pasti akan bangun beribu-ribu Nat lagi.
"Ada hikmah, semangat tambah kuat", seperti kata-kata oleh Nat sejurus selepas dibebaskan (seperti yang dipetik dari blog Anwar Ibrahim 3.5).
Tambah-tambah lagi kalau tanggal ke-13 itu jatuh pada hari Jumaat.
Orang-orang di sebelah sana sehinggakan dinasihat supaya duduk di rumah sahaja, kerana pada hari itu dikatakan jumlah kemalangan meningkat dan jumlah kemasukan ke hospital meningkat.
Namun kesahihannya dan bukti menurut data lengkap tidaklah diketahui.
Pada masa kini, pada zaman sains dan tenologi ini, kepercayaan karut marut ini, semakin ditinggalkan oleh masyarakat dunia.
Jika ada peristiwa buruk yang berlaku, kita tidakmenyalahkan pada tanggal, melainkan ia hanya kebetulan sahaja.
Di Malaysia, kepercayaan ini tidak begitu popular.
Tetapi pada hari Jumaat sudah, 13 Julai 2007, seorang warganegara Malaysia bagai ditimpa dengan sumpah 'Friday the 13th'.
Juga pada hari itu, masyarakat siber dan para bloggers, turut mengalami nasib yang sama.
Tetapi aku percaya warganegara Malaysia itu, masyarakat siber dan para bloggers di negara ini akan menganggap apa yang telah berlaku cuma kebetulan sahaja, tiada kaitan dengan sumpah tarikh keramat itu.
Dikatakan, penahanan beliau hanyalah disebabkan dari arahan Johari Baharum yang mengarahkan polis untuk menyiasat blog-blog dan web-web yang mendedahkan tentang kes rasuah yang melibatkannya.
Dikatakan juga, selain sebab di atas beliau juga turut ditahan untuk tujuan menakut-nakutkan penulis blog yang lain.
Aku percaya jika kerajaan melakukan intimidasi untuk memomokkan penulis-penulis blog yang lain, usaha itu akan jadi sia-sia.
Kerana aku percaya lagi bahawa, saban masa akan lahir penulis-penulis blog yang baru.
Jika ada seorang Nat dipenjarakan, pasti akan bangun beribu-ribu Nat lagi.
"Ada hikmah, semangat tambah kuat", seperti kata-kata oleh Nat sejurus selepas dibebaskan (seperti yang dipetik dari blog Anwar Ibrahim 3.5).
01 July 2007
Arahan jangan siar tentang pembangkang: Ini buktinya
Memang menjadi rahsia umum bahawa stesen radio dan televisyen milik kerajaan diarahkan supaya jangan menyiarkan tentang pembangkang. Tetapi kini stesen radio dan televisyen swasta juga tidak terlepas daripada arahan yang sama. Malaysiakini memperolehi salinan surat yang dikeluarkan oleh Suruhanjaya Komunikasi dan Multimedia Malaysia (SKMM) yang mengarahkan semua stesen radio dan televisyen swasta supaya berhenti menyiarkan ucapan pemimpim pembangkang. [Lihat surat asal]
“Adalah dimaklumkan bahawa pihak kerajaan mendapati bahawa beberapa stesen-stesen TV dan radio swasta telah menyiarkan ucapan dari pemimpin parti pembangkang,” kata Pengerusi SKMM, Datuk Dr Halim Shafie dalam surat bertarikh 7 Jun lalu. “Sehubungan dengan itu, pihak tuan adalah diminta untuk tidak lagi menyiarkan ucapan sedemikian di masa akan datang,” tambahnya. Menurut surat itu lagi, mereka diminta melaksanakan serta merta arahan tersebut. Halim tidak dapat dihubungi untuk mengulas mengenai arahan tersebut.
SKMM adalah agensi kerajaan di bawah Kementerian Tenaga, Air dan Komunikasi, mempunyai kuasa untuk mengawal perkara berkaitan dengan aktiviti komunikasi dan multimedia, termasuk stesen radio dan televisyen swasta serta lamanweb internet. Bidangkuasanya merangkumi urusan pelesenan stesen radio dan televisyen swasta. Salinan surat tersebut turut dihantar kepada Ketua Setiausaha Kementerian Tenaga, Air dan Komunikasi, Datuk Dr Halim Man.
Semalam, stesen televisyen swasta, ntv7 menafikan dakwaan parti pembangkang bahawa ia telah menerima arahan supaya tidak menyiarkan komen pihak pembangkang. Rabu lalu, Ahli Parlimen DAP, Tan Kok Wai memberitahu satu sidang akhbar bahawa beliau telah mendapat maklumat dari sumber yang layak dipercayai mengenai arahan tersebut. Beliau menyifatkan arahan itu sebagai satu bentuk diskriminasi terhadap parti-parti pembangkang. -- malatsiakini.com
“Adalah dimaklumkan bahawa pihak kerajaan mendapati bahawa beberapa stesen-stesen TV dan radio swasta telah menyiarkan ucapan dari pemimpin parti pembangkang,” kata Pengerusi SKMM, Datuk Dr Halim Shafie dalam surat bertarikh 7 Jun lalu. “Sehubungan dengan itu, pihak tuan adalah diminta untuk tidak lagi menyiarkan ucapan sedemikian di masa akan datang,” tambahnya. Menurut surat itu lagi, mereka diminta melaksanakan serta merta arahan tersebut. Halim tidak dapat dihubungi untuk mengulas mengenai arahan tersebut.
SKMM adalah agensi kerajaan di bawah Kementerian Tenaga, Air dan Komunikasi, mempunyai kuasa untuk mengawal perkara berkaitan dengan aktiviti komunikasi dan multimedia, termasuk stesen radio dan televisyen swasta serta lamanweb internet. Bidangkuasanya merangkumi urusan pelesenan stesen radio dan televisyen swasta. Salinan surat tersebut turut dihantar kepada Ketua Setiausaha Kementerian Tenaga, Air dan Komunikasi, Datuk Dr Halim Man.
Semalam, stesen televisyen swasta, ntv7 menafikan dakwaan parti pembangkang bahawa ia telah menerima arahan supaya tidak menyiarkan komen pihak pembangkang. Rabu lalu, Ahli Parlimen DAP, Tan Kok Wai memberitahu satu sidang akhbar bahawa beliau telah mendapat maklumat dari sumber yang layak dipercayai mengenai arahan tersebut. Beliau menyifatkan arahan itu sebagai satu bentuk diskriminasi terhadap parti-parti pembangkang. -- malatsiakini.com
Subscribe to:
Posts (Atom)